Metode Montessori, Penuhi Potensi Anak dengan Eksplorasi

  • Kulinerun
  • Sep 28, 2022

Mengasuh dan mendidik anak bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan metode Montessori. Metode pembelajaran yang terkenal dengan orientasinya mengoptimalkan perkembangan intelektual, fisik, emosional, dan sosial anak ini kian hari semakin digandrungi para orang tua. Berbagai sekolah di Indonesia pun sudah mengadopsi Montessori sebagai metode pembelajarannya. Ingin tahu lebih lanjut mengenai metode Montessori? Yuk, simak penjelasan berikut! 

Mengenal Metode Montessori

Montessori adalah metode pembelajaran berbasis indra melalui interaksi antara anak, pengajar, dan lingkungan. Pencetus metode ini, psikiater dan dokter anak Maria Montessori (1870-1952), percaya bahwa stimulasi yang sesuai dari orang tua dan lingkungan dapat mendukung tumbuh kembang anak. Menurut metode ini, pendidikan seharusnya membantu seorang anak supaya tumbuh menjadi dewasa yang bisa berkontribusi terhadap komunitas dan memahami makna hidupnya alih-alih sekadar menjadi media penyampaian informasi.

Berdasarkan stimulasi yang dibutuhkan untuk berkembang, pembelajaran metode Montessori dilakukan dalam empat tahap perkembangan, yakni 0 – 6 tahun, 6 – 12 tahun, 12 – 18 tahun, dan 18 – 24 tahun. Pada separuh awal setiap tahap, terjadi perkembangan yang pesat. Sedangkan pada separuh akhir setiap tahap, perkembangan yang telah terjadi menjadi lebih kukuh.

Ciri Pembelajaran dengan Metode Montessori

Terdapat beberapa hal yang membedakan Montessori dengan metode pembelajaran lainnya.

Lingkungan dan bahan ajar menyesuaikan kebutuhan

Berbeda dengan lingkungan belajar pada umumnya, lingkungan belajar metode Montessori didesain sedemikian rupa untuk memfasilitasi segala aspek kebutuhan anak sesuai tahap perkembangannya. Pada anak dalam masa perkembangan motorik halus dan kasar, serta koordinasi mata dan tangan akan disediakan peralatan untuk kegiatan seperti menuang, memindahkan barang, menata meja, dan berkebun. Bagi anak yang dalam tahap perkembangan sensori, dapat disediakan peralatan seperti kubus yang berbeda ukuran, tabung dengan suara yang berbeda ketika dikocok, dan sebagainya.

Bereksplorasi untuk tingkatkan konsentrasi

Membebaskan anak bereksplorasi dengan bahan pembelajaran yang menarik minatnya secara berulang bisa membuat anak terlatih untuk berkonsentrasi lebih lama. Konsentrasi tersebut didukung oleh dua hal, yakni siklus kerja internal dan siklus kerja eksternal. Siklus kerja internal merupakan rangkaian aktivitas yang dilakukan dengan suatu bahan pembelajaran. Sementara itu, siklus kerja eksternal merupakan durasi anak melakukan rangkaian aktivitas tersebut. Biasanya, rangkaian aktivitas pembelajaran anak dilakukan selama 3 jam.

Peran pengajar yang terbatas

Berbeda dari metode pembelajaran lainnya, metode Montessori ngga berpusat pada pengajar. Metode ini juga ngga memiliki jadwal belajar tertentu. Pengajar mengajarkan sesuatu berdasarkan pengamatannya pada setiap anak. Mereka berperan membantu anak yang mengalami kesulitan, memperkenalkan bahan pembelajaran baru, serta menyelenggarakan pembelajaran kelompok kecil.

Pengaruh pada tumbuh kembang anak

Metode Montessori diketahui membuat anak lebih bahagia, rileks, mandiri, dan tertarik dalam mengerjakan sesuatu. Anak-anak yang belajar dengan metode ini juga diketahui memiliki kehidupan sosial yang lebih bahagia. Sebagian besar dari mereka cenderung memiliki fungsi kognitif yang baik. Pencapaian akademik (seperti membaca dan matematika) mereka bahkan ngga kalah dengan anak yang belajar dengan metode pembelajaran lainnya.

Meski telah ada sejak lama, hingga kini metode Montessori masih banyak dikembangkan dan diteliti. Apakah Sahabat Sehat tertarik untuk mendidik anak dengan metode ini?

Related Post :